Langsung ke konten utama

Review Ongaku Shoujo Episode 6: Idol Juga Butuh Daging!


Pada episode Ongaku Shoujo kali ini kita akan menyoroti Miku Nishio yang menjadi tokoh utama. Si gadis karnivora yang terkenal karena doyan makan ayam goreng (saudaraan sama upin-ipin kali yak) ini dideskripsikan sebagai gadis cubby seperti marshmallow. Karena dia tidak malu mengakui kegendutannya namun itulah yang membuat kulitnya menjadi kenyal untuk dipegang-pegang.

Tingkahnya yang imut dan selalu buat mood booster buat member Ongaku Shoujo lainnya membuatnya menjadi pribadi yang menonjol (Apanya? Anunya lah! Tingginya). Slogannya adalah "Daging adalah makanan berenergi dan menari itu membutuhkan banyak energi jadi karena itulah dia harus makan daging biar bisa berenergi"

Secara penggambaran karakter, gadis ini sekilas mengingatkan kita kepada Kirari Moroboshi dari The Idolm@ster Cinderella Girls. Namun, yang paling mengesankanku atas karakter ini adalah namanya kenapa mirip dengan tokoh Love Live! yaitu Maki Nishikino yak?

Anyway, sebenarnya plot cerita kali ini benar-benar meaningless banget hingga aku agak malas untuk menuliskannya. Tapi, yah sudah lah karena episode ini mungkin episode worthed terakhir dari anime ini sebelum.... (ok, stop sampe disini)


Berawal dari kegemarannya nyemil ayam goreng di toko gorengan kesayangannya. Miku dengan semangat 45 bergegas menuju toko tersebut sesegera mungkin setelah dibuka namun sayang sekali maksud hatinya tidak dapat tergapai karena jajanan itu segera terjual habis karena telah diborong oleh seorang pak tua yang identitasnya akan dibuka di cerita berikutnya.

Dengan muka yang lesu, Miku kembali ke asrama di mana para gadis sedang berkumpul bersama sekarang. Dia menceritakan tentang sang rival daging yang sudah membuatnya lemas setengah mati karena beberapa hari ini tidak dapat memakan daging ayam kesukaannya.


Oleh karena para gadis di tempat itu sedang berkumpul maka Hanako mengumumkan pesan dari Ikehashi-P bahwa besok ada pertemuan di Pi-Reco untuk membahas rekaman terbaru mereka. Para gadis disana menjadi sangat gembira karena lagu tersebut dikomposisi oleh komposer lagu terkenal, Natsuki Sensei. Komposer lagu terkenal dari tahun 1980-an.

Pagi hari pun tiba, Kedua belas gadis Ongaku Shoujo berkumpul di Pi-Reco dengan penuh rasa antusias untuk menunggu pengumuman dari Produser mereka. Namun bukan Ikehasi-P namanya kalau pria itu tidak menjadi karakter paling useless.

Dan penuh rasa tega akhirnya dia harus mengutarakan kata-kata pamungkasnya bahwa rekaman mereka dibatalkan karena penulis lagu tersebut tidak mengijinkan lagunya digunakan sebagai lagu mereka. Saking useless-nya, bahkan bukan dia sendiri yang menjelaskan itu namun Hanako, asisten staffnya. Yah, intinya itu juga kesalahan dia karena miss communication.


Kondisi bad mood dengan cepat menguasai tempat tersebut, Miku yang tidak tahan dengan kondisi semacam itu segera menarik Hanako keluar meninggalkan tempat tersebut dengan rasa optimis yang hanya gadis itu sendiri yang mengerti.


"Kita tidak bisa hanya tidak berbuat apa-apa! Ini seperti halnya latihan, kamu harus terus bergerak! Kalau kita berhenti sekarang, kita akan terlalu kaku untuk bergerak di hari esok!" - Miku Nishio.

Di tempat terpisah, para gadis yang masih berada di ruangan tersebut tergugah dengan kata-kata tidak terduga dari mulut Miku dan mereka mendiskusikan hal apa yang bisa mereka lakukan untuk memperbaiki keadaan ini dan satu kesimpulan didapatkan yaitu mendekati Natsuki-sensei sendiri dengan cara yang memikat. Dan informasi lokasi rumah tempat beliau tinggal segera diketahui.

Segera para gadis yang berada di lokasi, Sasame dkk menghubungi Hanako dan tanpa basa-basi mereka memberitahukan tempat tinggal beliau di Palace 17. Kemudian, Hanako dan Miku segera pergi ke sana untuk menghadap Natsuki-sensei. Bahkan, tanpa perlu menunggu rekan-rekan lainnya yang juga bermaksud menyusul mereka bersama.


Singkatnya, mereka berdua telah sampai di depan rumah Natsuki-sensei. Ada keraguan apakah kedatangan mereka akan bisa diterima? Namun ternyata pembantu rumah tersebut mempersilahkan mereka masuk dan sang Komposer itu telah menunggu mereka di ruang tamunya yang dihiasi banyak piala dan penghargaan.

Dengan perasaan gugup mereka berdua menghadap beliau sambil meminta maaf. Pak tua itu mengatakan bahwa dirinya tidak marah lagi namun tetap tidak mengijinkan lagunya digunakan. Kedua gadis itu juga tidak tinggal diam, mereka berdua dengan susah payah menjelaskan tentang pesona grup mereka dan kemajuan apa yang sudah mereka perbuat sejauh ini.


Namun, bagi sang Komposer ternama alasan bersemangat itu merupakan hal yang umum dan sudah biasa beliau lihat di dalam dunia idol. Baginya, Ongaku Shoujo juga sama saja, tidak ada yang spesial.

Namun, Miku segera bangkit berdiri dan menyatakan ketidak setujuannya bahwa bila mereka tidak spesial tentu mereka tidak bisa menjadi Idola. Dan dia menunjukkannya dengan menari namun akibat tubuhnya tidak bisa makan daging dalam beberapa hari terakhir ini membuat tubuhnya menjadi lemah dan dia kehilangan tenaga ketika menari.


Natsuki-sensei, sama sekali tidak terkesan dengan presentasi mereka berdua dan meminta mereka untuk pulang. Namun, jagoan kita dalam serial ini tidak tinggal diam begitu saja, dia segera menganalisa tentang kemungkinan yang dipikirkan oleh beliau sehingga membuatnya begitu kecewa. Dia mencoba memikirkan apa yang ada di dalam pemikiran Sensei itu tentang lagu-lagu ciptaannya.

Hanako kemudian mencoba membicarakan karya-karya beliau selama ini dan tidak disangka pembicaraan mereka langsung nyambung ketika membahas tentang kota New York, tempat Hanako selama ini tinggal dan Natsuki-sensei pernah membuat sebuah pertunjukkan musik di Central Park.


Miku juga terkesan dengan cara Hanako berkomunikasi dengan mudahnya ketika berbicara dengan Natsuki-sensei. Dan pembicaraan mereka kemudian membahas tentang salah satu lagu yang mereka berdua sukai. Lagu tentang gadis umur 17 tahun, tentang bagian dirinya yang adalah gadis umur 17 tahun.

Tentu saja itu bukan lagu tentang dirinya sedang cross dressing tapi tentang perasaan hatinya yang membayangkan menjadi gadis 17 tahun. Tanpa disangka pembahasan itu membuka tabir diri mereka yang lain yaitu penggambaran jiwa yang berbeda dan khas di dalam masing-masing diri member Ongaku Shoujo.


Miku yang selalu hidupnya penuh kejutan pada hari itu membuat langkah tidak terduga yaitu menuliskan sebuah lirik lagu yang menggambarkan perasaannya saat ini. Lirik lagu tentang rivalitas beli daging ayam yang selalu kehabisan stok pada beberapa hari terakhir ini. Yang tidak dia ketahui adalah sang rival yang dia bicarakan itu tidak lain dan tidak bukan ialah sang Sensei sendiri.

Cilaka 13! Keadaan canggung pun terjadi di tempat tersebut. Beruntung sang Sensei bisa memaklumi tingkah Miku dan kemudian menghidangkan beberapa potong daging ayam yang telah dia beli kepada gadis tersebut.


Pada saat itu bukan hanya Miku yang merasa lega namun juga sang Sensei merasakan hal yang sama karena dia selama ini setiap lirik yang dia buat hanya sebagai rutinitas pekerjaannya saja bukan cerminan dari jiwa gadis 17 tahun yang dia miliki selama ini.

Miku yang terbeban dengan masalah yang dihadapi oleh Natsuki-sensei kemudian memutuskan untuk berbuat sesuai terhadap jiwa gadis 17 tahun yang ada di dalam hatinya. Gadis itu menari sekali lagi, kali ini dengan penuh semangat karena perutnya sudah kenyang dan tanpa disangka ternyata itu berhasil menggerakkan jiwa beliau untuk ikut menari.

Akhir cerita ini ditutup dengan kedatangan para member Ongaku Shoujo lainnya yang menjemput mereka berdua dari rumah Natsuki-sensei. Keesokan harinya, lirik sebenarnya buatan dari Natsuki-sensei telah jadi dan para member Ongaku Shoujo sangat senang karena lagu tersebut menjadi lebih bermakna, khususnya untuk Hiyo - yang sangat kritis dengan musik.

Dan jadilah musik pamungkas mereka - Shining Peace - yang juga digunakan sebagai lagu ending anime ini!



Hasilnya, publik juga mulai melirik karya grup ini dan menyambut positif lagu baru mereka dengan sangat baik. Bahkan, Hanako juga mengumumkan bahwa Ongaku Shoujo menerima undangan penampilan konser outdoor pertama mereka.

Namun, sesuatu terjadi pada pita suara Uori Mukai. Akankah ini menjadi pertanda yang buruk? (sayangnya iya. lol. khususnya untuk anime episode selanjutnya. lol)


MUSIC

Insert Song 6: Fly Girl



Cute Enough, liriknya konyol, melody musiknya bagus.


IMPRESSION


Sebenarnya cerita kali ini tidak benar-benar meaningless seperti yang aku tuliskan di awal paragraf namun aku agak terganggu dengan beberapa script yang kurang rapi. Seandainya sosok Natsuki-sensei tidak diperkenalkan di awal sebagai rival meat Miku mungkin bisa lebih heboh lagi kekocakan cerita ini. Eksekusi cerita Hanako yang meminta maaf karena kesalahan yang dia perbuat kepada para gadis sehingga membuat masalah utama dalam episode ini juga kurang ekspresif, kesannya jadi tiba-tiba sekali.

Namun saya juga memberikan pujian tentang ide 'gadis 17 tahun di dalam diri seorang ojii-san.'. Respon saya cuma satu sih, kok bisa kepikiran yah bikin cerita kayak gini?! lol. Bagaimana pun juga seperti tidak mungkin melihat karakter cerita ini tanpa kepikiran dengan seorang Produser Idol 48G yang juga terkenal sebagai penulis lagu terkenal di Jepang, Yasushi Akimoto.


Petunjuk utamanya adalah tahun 1980. Itu juga adalah tahun debut karir beliau di dunia penulisan lirik musik. Walah, ini sih udah jelas kalau cerita ini terinspirasi dari beliau cuma dengan skrip cerita yang lebih konyol. Bahkan ketika ada adegan yang membahas lagu "Goodbye Seventeen", aku jadi teringat tentang lagu Nagisa no CHERRY dari AKB48 yang kalau gak salah cara penulisan lirik tersebut juga menggunakan pengalaman yang sama. (kenapa begitu? yah silahkan baca saja liriknya.)

Cerita ini juga menyinggung tentang pertunjukan Broadway di New York, lho kok...?? (sabar, ini akan saya bahas di episode 8 yah.)

Nah, cukup sekian untuk saat ini!


SCORE:
Musik: 6,5/10
Grafik animasi: 6,5/10
Story: 7/10
Impress: 7/10
Overall: 6,75

Komentar

Postingan populer dari blog ini

First Impression: Back Street Girls Episode 1: Hati Rindu, Titit Ngilu

First Impression: Back Street Girls Episode 1: Hati Senang Titit Bimbang Halo semuanya... Jika kalian secara kebetulan mampir dan membaca blog ini maka ketahuilah bahwa ini adalah artikel perdana di blog baru ini. Konten blog ini sengaja aku dedikasikan untuk anime idol, jadi isinya pasti tidak jauh-jauh dari review dan segala hal yang bisa dinilai dengan tulisan yang tidak lebih dan tidak kurang terserah penulisnya mau ngulas kayak bagaimana.

Review Ongaku Shoujo Episode 3: Anti Anti Social Idol

Kali ini kita akan membahas episode 3 Ongaku Shoujo yang juga merupakan awal seri pembahasan atau pendalaman karakter masing-masing member Ongaku Shoujo. Pertama, mari kita berkenalan dengan  Hiyo Yukino ,   member terhening di Ongaku Shoujo. Pada bagian prolog episode ini menampilkan cuplikan sosok Hiyo ketika berada di sekolah yang sedang duduk sendirian dan sengaja menghiraukan teman-temannya sehingga ditegur oleh guru karena nekat memasang headphone di dalam kelas. Hiyo sendiri bersikap cuek seperti itu karena dia tidak ingin mendengar suara-suara lain yang dia anggap bising.

Review Ongaku Shoujo Episode 4: Penata Riasku, Idolaku.

Hanako yang mulai terbiasa bekerja sebagai asisten pembantu di asrama bersama ini memulai aktifitas paginya dengan penuh semangat untuk membangunkan para gadis yang masih tertidur lelap. Sementara itu Hiyo ternyata sudah terbangun terlebih dahulu dan betapa terkejutnya Hanako ketika menyadari gadis tersebut tidak mengenakan headphone kesayangannya lagi. Ingin mendengarkan kicauan burung sesekali, katanya.